Apa yang terlintas saat ada yang menanyakan “Apa minuman khas dari Jepang?”,kebanyakan dari kita akan menjawab teh hijau atau macha. Tidak disangkal lagi macha mempunyai aroma dan cita rasa khas Jepang. Kuliner Jepang juga banyak yang memiliki citarasa ini teutama pada jajanan dan makanan manis seperti es krim, coklat sampai roti.
Tapi, tahukan kamu bahwa kopi juga cukup populer di Jepang?
Lho kok? Bukannya kopi identik dengan Italia yang terkenal dengan capphuchino dan espressonya? Atau Amerika dengan produk Starbucknya?
Betul, memang Negara tersebut terkenal dengan budaya yang identik dengan kopi. Tapi, Jepang juga berperan dalam bisnis perkopian dunia lho. Buktinya, Jepang merupakan Negara yang mengimpor kopi terbesar dibawah Uni Eropa dan Amerika (Lokadaya, 2016).
Semakin dengan bertumbuhnya popularitas gaya hidup budaya pop di Jepang menjadikan toko seperti Starbucks dan fantastisme perkopian memiliki dasar yang cukup kokoh.
Banyak yang mempengaruhi faktor ini. Bagi bangsa Jepang yang memiliki etos bekerja yang kuat dan kadang tidak mengenal waktu, menjadikan kopi menjadi gaya hidup. Kopi menjadi pengantar kantuk yang tidak terelakkan di pagi atau malam hari.
Selain itu, nomication yang merupakan kata gabungan dari nomu : minum dan cation : communication bagi bangsa Jepang yang cenderung introver. Kurangnya kemampuan berekspresi dalam berkomunikasi memaksa mereka minum minuman alcohol untuk membantu melancarkan komunikasi mereka, dan kopi adalah salah satu penawar efek alcohol yang berlebihan yang cukup baik.
Semakin mewabahnya franchise minuman kopi di Jepang inilah yang membuat Jepang juga merupakan Negara yang berperan penting dalam bisnis perkopian.